PELUANG USAHA WARNET-1
 A. Dasar Usaha.
Konsep Dasar sebuah warung internet 
(warnet) adalah sebuah tempat yang menyediakan akses infrastruktur 
internet dengan mode berbagi koneksi (shared) dan perangkat akses (PC) 
sehingga pengguna bisa mengakses internet dengan biaya yang lebih murah.
 Konsep dasar inilah yang bisa dikembangkan sesuai dengan kondisi 
masing-masing tempat.
Hampir tidak ada warnet yang identik,
 kecuali warnet tersebut adalah bagian dari sebuah jaringan usaha. 
Snappy dan Multiplus adalah jaringan warnet yang cenderung identik dan 
tidak berbeda antara satu outlet dan outlet lainnya.  Kedua jaringan 
warnet tersebut memposisikan dirinya sebagai business center. 
Karena itulah, pengembangan konsep dasar warnet harus disesuaikan dengan
 karakter masing-masing tempat. Jika anda berkeinginan mendirikan usaha 
warnet, lakukanlah studi kecil-kecilan terlebih dahulu untuk mengetahui 
prospek usaha warnet anda.
Catatan penting yang harus diingat 
adalah: keberhasilan sebuah usaha tidak ditentukan oleh satu faktor 
saja, namun merupakan gabungan beberapa faktor. Faktor faktor yang 
menentukan tersebut terdiri dari faktor teknis, pelayanan, manajemen dan
 sosial budaya. Jangan mengecilkan ataupun terlalu menonjolkan salah 
satu faktor dan tidak memperhitungkan faktor lainnya. Kadang terjadi 
sebuah warnet didukung oleh faktor teknis yang mumpuni namun faktor 
pelayanan yang kurang dan manajemen yang tidak teratur akhirnya malah 
dijauhi oleh pelanggan.
Di bagian akhir buku akan diberikan 
profil pengusaha-pengusaha warnet yang berhasil dalam menjalankan 
bisnis-nya.  Pembaca sekalian nanti bisa melihat bahwa walaupun 
berangkat dari teknologi yang sama (komputer dan internet) namun dengan 
konsep bisnis berbeda dan disesuaikan dengan kondisi setempat.  Perlu di
 ingat bahwa keberhasilan sebuah konsep di satu tempat tidak menjamin 
keberhasilannya di tempat lain, pelajari keinginan pelanggan agar dapat 
mencapai keberhasilan bisnis warnet anda.
B. Layanan Usaha.
Layanan Utama warnet tentunya adalah:
 akses internet.  Tanpa akses internet maka namanya bukan warnet lagi   
Karena itu agar layanan warnet terjaga maka usahakanlah akses internet 
ter-optimal yang bisa anda dapatkan.
Namun, jangan menyampingkan layanan 
lain untuk menunjang layanan internet, sebab bisa jadi justru layanan 
penunjang ini akan sangat membantu keberhasilan warnet anda.  Dalam 
beberapa kasus, beberapa warnet malah mendapatkan hasil yang lebih dari 
layanan penunjang tersebut dibanding layanan utamanya (akses internet). 
 Beberapa layanan penunjang tersebut adalah:
Pelayanan Penunjang Dasar.
- Pengetikan
- Pencetakan
- Pemindaian
- Edit Foto Sederhana
- Peng-unduhan berkas
- Pembakaran berkas ke CD/DVD
Pelayanan di atas termasuk layanan 
penunjang yang cukup mendasar dan bukan sesuatu yang rumit hingga 
membutuhkan keahlian khusus, seorang operator lulusan SMA/STM tentunya 
akan mampu melakukannya dengan baik.   Meskipun demikian, Operator 
warnet tetap membutuhkan pelatihan untuk dapat melakukan layanan 
penunjang tersebut dengan baik.
Pengetikan
Perlu dicatat adalah: layanan 
pengetikan biasanya membutuhkan perhatian khusus dari Operator sehingga 
dapat mengganggu tugas operator lainnya.   Pertimbangkan memiliki 
operator khusus pengetikan jika warnet anda sering mendapatkan pemesanan
 pengetikan dalam jumlah halaman yang banyak.
Pencetakan
Layanan pencetakan juga adalah 
layanan penunjang yang bisa memberikan penghasilan yang cukup.  
Pengalaman penulis dalam memberikan layanan pencetakan sampai pada 
kesimpulan bahwa kombinasi perangkat cetak yang digunakan sebaiknya 
terdiri dari perangkat cetak Laser untuk layanan cetak hitam putih cepat
 berkualitas tinggi serta perangkat cetak inkjet untuk layanan cetak 
berwarna.
Pemindaian
Harga pemindai yang layak pakai saat 
ini cukup murah, berkisar Rp 500.000-an sudah mendapatkan perangkat 
pemindai yang cukup untuk digunakan sehari-hari di warnet.  Mengerti 
teknik memindai yang baik dan menyesuaikan tipe dokumen yang dipindai ( 
teks, foto hitam putih, foto warna, majalah ) akan membantu menghasilkan
 berkas pindai yang efisien dan sesuai kebutuhan.  Tidak semua hasil 
pindai harus dengan kerapatan DPI tinggi.  beberapa berkas cukup dengan 
100dpi.  DPI tinggi akan meningkatkan ukuran berkas sehingga menggunakan
 kerapatan DPI tinggi akan menyulitkan peng-unggahan berkas tersebut ke 
internet.
Edit Foto Sederhana
Layanan ini adalah keturunan dari 
layanan pemindaian atau kadang sudah termasuk didalam layanan pemindaian
 itu sendiri.  Tetapi perlu dipertimbangkan untuk layanan ini jika 
pelanggan warnet anda membawa berkas foto-nya sendiri untuk diminta di 
edit bukanlah berkas hasil pemindaian di warnet.  Bagi mereka yang 
memindai di warnet sebaiknya layanan edit foto ini sudah termasuk 
didalamnya.
Pengunduhan Berkas
Ingat dengan Buku Sekolah Elektronik (BSE)?
 Situs BSE adalah salah satu situs yang memberikan warnet peluang 
memberikan layanan pengunduhan berkas.  Berkas yang di unduh dari situs 
BSE dapat dikemas dalam satu keping CD dan bisa dijual kepada pelanggan 
warnet yang berminat menghemat waktu dan uang yang dibutuhkan untuk 
mengunduh.  Warnet dapat menggunakan jam tutup warnet dimana bandwidth 
tersedia tanpa mengganggu pelanggan warnet.
Pembakaran berkas ke CD/DVD
Layanan ini juga merupakan turunan 
dari layanan pengunduhan berkas.  harga CD/DVD yang murah dan kapasitas 
besar adalah hal yang menarik untuk dimanfaatkan.  Pisahkan antara 
layanan Pembakaran berkas ke CD/DVD dengan layanan Pengunduhan berkas 
agar pelanggan warnet dapat memilih apakah menggunakan CD/DVD sebagai 
media simpan atau menggunakan FlashDisk yang saat ini sudah menggantikan
 floppy disk sebagai media simpan. 
C. Perencanaan dan Studi Usaha
Perencanaan dan studi lapangan selalu
 diperlukan setiap kali kita ingin menjalankan sebuah usaha. Tidak 
peduli seberapa besar atau kecil sebuah usaha, perencanaan dan studi 
lapangan adalah sebuah hal yang mutlak. Hal yang sering terjadi adalah 
kegagalan sebuah usaha karena lemah pada perencanaan dan studi lapangan.
 Warnet, adalah sebuah usaha yang terlihat sederhana namun kenyataannya 
mulai dari perencanaan hingga pengelolaan warnet ternyata menuntut 
konsentrasi yang tinggi dari pelaku usaha warnet.
Studi Lapangan
Yang mana duluan, Perencanaan atau 
studi lapangan? Saya menyarankan supaya yang dilakukan adalah studi 
lapangan. Kita mulai dengan lokasi. Kita harus menentukan kriteria 
sebuah lokasi yang memenuhi syarat sebagai tempat yang sesuai untuk 
mendirikan sebuah warnet. mis:
- Carilah lokasi yang mudah diakses oleh calon pelanggan anda. Lokasi yang dilewati kendaraan umum atau tidak jauh dari akses kendaraan umum.
- Perhatikan di sekitar lokasi tersebut apakah terdapat komplek pemukiman penduduk, sekolah/universitas, Bank, Perkantoran, mini market. Kemampuan ekonomi adalah faktor yang menentukan. Sebuah lokasi yang terdapat faktor-faktor yang disebutkan di atas menunjukkan potensi sebuah lokasi untuk mendirikan warnet.
- Tersedia tempat parkir minimal bagi mereka yang menggunakan kendaraan sepeda motor. Jika tersedia tempat untuk parkir mobil akan lebih bagus.
- Bagaimana kondisi lokasi ketika malam hari? Apakah cukup terang? Ingatlah bahwa warnet umumnya beroperasi hingga malam hari, lokasi yang gelap akan membuat warnet anda tidak menarik dikunjungi.
- Cobalah mencari informasi tentang kondisi keamanan lokasi tersebut, jika tingkat keamanan lokasi tersebut rendah kemungkinan anda perlu biaya tambahan untuk faktor keamanan dan biaya asuransi.
Bagaimana jika di lokasi tersebut 
sudah ada atau banyak warnet? Jika sudah banyak warnet di lokasi 
tersebut, maka sebaiknya carilah lokasi lain. Kecuali warnet yang anda 
dirikan memiliki sebuah keunggulan dibanding warnet lain, maka 
mendirikan sebuah warnet di lokasi dimana sudah banyak terdapat warnet 
(bahkan hingga berderet-deret warnet semua) cenderung akan memancing 
persaingan yang tidak sehat.
Jika lokasi ideal (atau mendekati ideal) sudah didapatkan, maka kita lanjutkan dengan melakukan perencanaan usaha.
Perencanaan Usaha / Business Plan
Apa saja yang perlu direncanakan? Jawaban sederhana: semua  Jangan melakukan apapun tanpa perencanaan yang baik. Supaya bisa 
merencanakan dengan baik, maka harus ada studi lapangan yang cukup. 
Setelah studi lapangan selesai dan sudah terbayang model usaha yang 
sesuai, maka rencanakanlah besar investasi yang diperlukan, jangka waktu
 investasi akan kembali, perkiraan besar keuntungan, biaya operasional, 
tenaga kerja, hingga model promosi. Semuanya harus dengan perencanaan 
terlebih dahulu.
 Jangan melakukan apapun tanpa perencanaan yang baik. Supaya bisa 
merencanakan dengan baik, maka harus ada studi lapangan yang cukup. 
Setelah studi lapangan selesai dan sudah terbayang model usaha yang 
sesuai, maka rencanakanlah besar investasi yang diperlukan, jangka waktu
 investasi akan kembali, perkiraan besar keuntungan, biaya operasional, 
tenaga kerja, hingga model promosi. Semuanya harus dengan perencanaan 
terlebih dahulu.
Rumusan umum dalam melakukan 
perencanaan usaha adalah sesederhana menghitung biaya investasi (capex),
 biaya operasional (opex), prediksi penghasilan kotor(bruto) dan bersih 
(netto), Waktu Titik Impas Investasi (Break Even Point) . Misalkan titik
 impas direncanakan adalah 2 tahun (=24 bulan) , maka rumusannya adalah 
sbb:
Bruto – (Opex + (capex/24)) = Netto
disini
- Bruto = penghasilan kotor selama 24 bulan
- Opex = biaya operasional bulanan (rata-rata)
- capex = biaya investasi
- netto = penghasilan bersih.
Ini adalah rumusan yang paling 
sederhana. Jika ingin rumusan yang lebih rumit kita bisa melakukan apa 
yang dikenal sebagai menghitung IRR (investment return ratio) untuk 
mengetahui apakah investasi yang kita lakukan termasuk yang 
menguntungkan atau tidak. Sebuah perhitungan yang rumit sudah memasukkan
 faktor-faktor seperti bunga bank, depresiasi dan inflasi. Perhitungan 
yang rumit ini dianjurkan jika investasi yang dilakukan sudah bernilai 
besar dan melibatkan pihak bank.
Ada dua pendekatan yang bisa kita 
gunakan dalam melakukan perencanaan usaha, yaitu berdasarkan nilai 
investasi atau berdasarkan kapasitas usaha yang diinginkan. Berdasarkan 
nilai investasi biasanya dilakukan jika modal yang tersedia sudah 
dipatok pada nilai tertentu. Mis: si A memiliki uang senilai Rp 70 juta 
dan dia ingin membuat warnet berdasarkan uang yang dimilikinya. Sedang 
berdasarkan kapasitas, si A merencanakan untuk membuat warnet dengan 
kapasitas 20 PC di sebuah lokasi yang sesuai dengan keinginannya. Kedua 
cara ini sah-sah saja digunakan tergantung modal ataupun keinginan anda.
 Tentu saja, sesuaikan rencana dengan konsep dan pasar yang dituju.
Tabel Perhitungan investasi dan biaya operasional
Ini adalah bagian yang menarik dalam 
panduan ini. Banyak sekali yang bertanya soal bagaimana menghitung 
investasi dan biaya operasional sebuah warnet. Dalam banyak hal, setiap 
lokasi memiliki keunikan tersendiri dalam perhitungan investasi dan 
operasional. Anda masih harus menyesuaikan lagi nilai-nilai yang 
dituliskan disini dengan kondisi di daerah anda.
Dibawah ini adalah contoh tabel investasi:
| No | Item | Qty | unit | Harga | Total | 
| 1 | Sewa Tempat | 3 | tahun | Rp10,000,000.00 | $30,000,000.00 | 
| 2 | Meja Client | 10 | Buah | Rp350,000.00 | Rp3,500,000.00 | 
| 3 | Kursi Client | 10 | Buah | Rp200,000.00 | Rp2,000,000.00 | 
| 4 | Kursi extra | 10 | Buah | Rp80,000.00 | Rp800,000.00 | 
| 5 | Meja Kasir | 1 | Buah | Rp700,000.00 | Rp700,000.00 | 
| 6 | Kursi Kasir | 1 | Buah | Rp200,000.00 | Rp200,000.00 | 
| 7 | PC Client | 10 | unit | Rp4,999,000.00 | Rp49,990,000.00 | 
| 8 | PC Billing | 1 | unit | Rp4,999,000.00 | Rp4,999,000.00 | 
| 9 | Printer Billing | 1 | Buah | Rp1,500,000.00 | Rp1,500,000.00 | 
| 10 | Printer Client | 1 | Buah | Rp2,000,000.00 | Rp2,000,000.00 | 
| 11 | Scanner | 1 | Buah | Rp600,000.00 | Rp600,000.00 | 
| 12 | LAN (perangkat + Instalasi) | 1 | unit | Rp4,000,000.00 | Rp4,000,000.00 | 
| 13 | Modem ADSL | 1 | unit | Rp1,500,000.00 | Rp1,500,000.00 | 
| 14 | Interior | 1 | unit | Rp5,000,000.00 | Rp5,000,000.00 | 
| 15 | Kelistrikan | 1 | unit | Rp3,000,000.00 | Rp3,000,000.00 | 
| 16 | Legal Formal (Ijin,bdn hukum) | 1 | unit | Rp2,000,000.00 | Rp2,000,000.00 | 
| Total Investasi | Rp 111.789.000,00 | 
Tabel Biaya Investasi
Tabel investasi ini adalah contoh 
investasi untuk sebuah warnet dengan 10 client + 1 Billing.  Kondisinya 
bisa berbeda untuk setiap daerah, karena itu sesuaikan kuantitas dan 
kualitas tabel sesuai dengan kondisi yang anda hadapi.
Untuk biaya operasional, contohnya adalah sbb:
| No | Item | Qty | unit | Harga | Total | 
| 1 | ISP | 1 | unit | Rp1,750,000.00 | $1,750,000.00 | 
| 2 | SDM | 3 | orang | Rp800,000.00 | Rp2,400,000.00 | 
| 3 | PLN | 1 | unit | Rp1,250,000.00 | Rp1,250,000.00 | 
| 4 | Perawatan | 1 | unit | Rp150,000.00 | Rp150,000.00 | 
| 5 | Telepon | 1 | unit | Rp100,000.00 | Rp100,000.00 | 
| 6 | ATK | 1 | unit | Rp200,000.00 | Rp200,000.00 | 
| 7 | Amortisasi | 1 | unit | Rp3,105,250.00 | Rp3,105,250.00 | 
| 8 | Promosi | 1 | unit | Rp200,000.00 | Rp200,000.00 | 
| Biaya Operasional | Rp9.155.250,00 | 
Tabel Biaya Operasional
Perhatikan tabel di atas, pada baris 
no. 7 ada biaya Amortisasi.  Biaya amortisasi adalah angka yang 
dihasilkan dari membagi total investasi dengan lama (bulan) pengembalian
 modal.  dalam contoh di atas, amortisasi dihitung dengan membagi Rp 
111.789.000,- dengan 36 bulan (masa kontrak 3 tahun) sehingga 
memunculkan angka Rp 3,105,250/bulan.  Biaya Operasional riilnya adalah:
 Rp 9.155.250 – Rp 3.105.250 = Rp 6.050.000
Artinya, batas paling bawah/minimum penghasilan bulanan warnet tersebut adalah Rp 6.050.000, namun minimum disini berarti masih merugi. 
 Agar tidak merugi, maka batas bawah penghasil perbulannya haruslah 
minimal di Rp 9.155.250.  Jika penghasilan bulanannya di atas angka Rp 
9.150.250, barulah warnet tersebut dikatakan meraih keuntungan.
Perhitungan ini sangat penting, sebab
 akan menentukan nasib warnet anda di akhir masa kontrak.  Anda dituntut
 agar investasi yang telah ditanamkan (minimal) dapat kembali ( 
BEP/Impas).  Jika anda ingin masa kontrak anda diperpanjang atau pun 
memperbaharui investasi (mis: pengadaan PC baru) maka uang yang 
digunakan adalah uang simpanan dari amortisasi tersebut di invest ulang.
Investasi telah kita susun, biaya 
operasional juga telah di perkirakan.  Terakhir adalah menentukan harga 
modal.  Harga modal disini, berarti batas dimana harga tersebut belum 
memiliki keuntungan.  Dengan perhitungan yang tepat kita dapat 
mengetahui harga modal kita, contoh nya sebagai berikut:
Variabel yang kita miliki adalah:
| 1 | Total Investasi / Capex | Rp111,789,000.00 | |
| 2 | Biaya Operasional / Opex | Rp9,155,250.00 | |
| 3 | Masa Sewa | 36 | |
| 4 | Hari Operasional / bln | 29 | |
| 5 | Efisiensi | 8 | |
| 6 | Jumlah PC | 10 | |
catatan: Hari operasional adalah 
perkiraan rata-rata hari beroperasi dalam 1 bulan, sedang efisiensi 
adalah angka dalam jam yang menunjukkan jumlah jam dimana penggunaan PC 
mencapai 100%.  Efisiensi sebuah warnet biasanya berkisar antara 7 
hingga 10 jam.
rumus mendapatkan nilai harga modal adalah:
(( Investasi/Masa Sewa )+ Biaya Operasi Riil )/(Masa Operasi x Efisiensi x jumlah PC) = harga modal
Untuk contoh kasus di atas, maka perhitungannya adalah:
((Rp 111.789.000/36)+ Rp 6.050.000)/(29x 8 x 10 ) = Rp 5.285,-
Jika margin yang ingin diperoleh adalah 20% maka harga jualnya adalah: Rp 6.350/jam
Banyak pertanyaan tentang sekitar peluang usaha Warnet
- Berapa kira-kira biaya listrik /bln?
- Biaya koneksi per bulan?
- Apa usaha warnet kalian akan bertahan hingga 5 tahun kedepan?
- Dibandingkan dengan jasa internet khusus game on line, apa lebih menguntungkan?
- Kalau dirata-ratakan, 1 PC bisa berapa jam seharinya di pakai pelanggan?
1. Biaya Listrik
Biaya listrik per bulan ditentukan 
oleh kebutuhan listrik dari warnet tersebut. Untuk memperkirakan biaya 
listrik yang wajar tentu harus di analisa dulu seberapa besar kebutuhan 
daya listrik. Sebagai contoh kasus kita coba menghitung berapa besar 
daya listrik yang diperlukan oleh warnet dengan konfigurasi berikut:
- PC : 11 unit @ 200 watt
- Monitor: 11 unit CRT 15″ @ 90 watt
- Printer: 1 unit inkjet @ 40 watt
- Scanner: 1 unit @45watt
- Lampu indoor: 4 buah TL @ 25watt
- Lampu outdoor: 2 buah TL @ 50watt
- AC: 2 buah @ 1,5 PK ( 1 pk = 746 watt, 1,5 pk = 1119 )
- Cooler: 1 unit @ 90 watt
Total kebutuhan daya adalah:
- PC = 11 x 200 = 2200 watt
- Monitor = 11 x 90 = 990 watt
- Printer = 1 x 40 = 40 watt
- Scanner = 1 x 45 = 45 watt
- Lampu indoor = 4 x 25 = 100 watt
- Lampu outdoor = 2 x 50 = 100 watt
- AC = 2 x 1119 = 2238 watt
- Cooler = 1 x 90 = 90 watt
- Total kebutuhan daya = 5803 watt
Dilihat dari paparan di atas maka 
daya listrik terpasang yang disarankan adalah minimal 6600 watt. Biaya 
listrik untuk daya sebesar itu biasanya berada di kisaran Rp 900.000 s/d
 Rp 1.500.000 per bulan. Banyak cara (yang halal) untuk menurunkan 
pemakaian daya listrik. Misalnya: menggunakan monitor LCD, mematikan 
pc/monitor yang tidak digunakan, mengatur suhu AC pada suhu yang tidak 
terlalu dingin ( 22 – 25 derajat celcius ).
2. Biaya koneksi per bulan.
Berbicara biaya koneksi, maka pilihannya beragam dan bergantung kepada lebar bandwidth, media koneksi, kualitas dll. 
Hal paling utama direncanakan setelah
 penyiapan sarana adalah koneksi. Sedapat mungkin koneksi di kelola 
dengan baik. Jika koneksi internet cepat, maka pengunjung warnet akan 
selalu datang kembali dalam beraktivitas di internet. Kelancaran koneksi
 internet, sangat berpengaruh terhadap besar jalur koneksi atau Bandwith
 yang disediakan oleh Internet Service Provider (ISP). 
Seterusnya, kebutuhan bandwith sangat
 bergantung banyak terminal yang terkoneksi dalam jaringan internal. 
Koneksi internet yang efisien berkisar antara 6 hingga 16 Kbps per PC. 
Tetapi jika penggunaan bandwith berganti dan saling mengisi, maka tidak 
diperlukan perhitungan kebutuhan bandwith setiap terminal. 
Hal ini harus disikapi secara pintar 
oleh pemilik warnet, karena harga bandwith ini tidak murah bergantung 
dari rasio penggunaan, apakah sharing atau leased-line. Panduan mengatur
 kebutuhan bandwith berdasarkan jumlah terminal PC dalam warnet sbb: 
| Jumlah PC | Kebutuhan bandwidth | 
| 1-12 | 64 – 128 Kbps | 
| 12-24 | 128 – 256 Kbps | 
| 24-40 | 256 – 512 Kbps | 
| 40-60 | 512 – 1024 Kbps/1 Mbps | 
| 60-80 | 1 Mbps – 1,5 Mbps | 
| 80-100 | 1,5 mbps – ~ | 
Teknologi Akses
Selain besaran Bandwith, jenis 
pilihan teknologi koneksi juga mempengaruhi kecepatan akses internet. 
Beberapa jenis teknologi koneksi internet yang patut difahami adalah: 
Koneksi Kabel
Koneksi Tanpa Kabel
Saran saya, tentukan dulu kebutuhan 
bandwidth anda baru berbicara biaya koneksi. Untuk biaya dapat dilihat 
dari situs-situs ISP di Indonesia.
3. Apakah usaha warnet bisa bertahan hingga 5 tahun ke depan?
Tentu bisa. Yang menentukan adalah 
kemampuan manajemen warnet tersebut apakah bisa bertahan menghadapi 
persaingan. Persaingan di sini harus dilihat secara general. Saingan 
warnet bukan cuma warnet tetangganya. ISP juga saingan warnet, sebab ada
 produk-produk layanan mereka yang bersaingan langsung dengan warnet. 
PC/Notebook murah juga saingan warnet. Kombinasi antara PC/Notebook 
murah dan Produk ISP yang murah atau akses Wifi gratis adalah ancaman 
yang nyata bagi keberadaan Warnet. Karena itu, warnet harus bisa 
menempatkan target pasar dan pelayanannya dengan tepat jika tidak ingin 
tersingkir dari persaingan.
Analisa Prospek Warnet 
Jika dipelajari lebih jauh, munculnya warnet di Indonesia disebabkan dua faktor:
- Terbatas dan mahalnya akses internet
- PC sebagai alat akses utama internet juga masih terhitung mahal bagi mayoritas penduduk di Indonesia.
Melihat kenyataan itu, maka 
bermunculan warnet-warnet yang memberikan solusi kepada kebutuhan akses 
internet yang terjangkau. Kedua faktor inilah yang sebenarnya harus 
diperhatikan oleh pebisnis warnet dalam melihat prospek usaha warnet.
Pertanyaan berikutnya adalah: apakah 
akses internet dan pc saat ini sudah terhitung murah? Untuk Indonesia 
yang (sangat) luas ini, maka jawabannya bisa ya bisa tidak. Bagi mereka 
yang tinggal di kota-kota besar (ex: Jakarta) harga berlangganan 
internet sudah sampai pada harga Rp 99.000/bulan/384Kbps/unlimited
 akses. Namun bagi mereka yang berada di ujung Papua sana bisa senilai 3
 juta rupiah untuk 64kbps via VSAT.
Sehingga kesimpulan akhirnya adalah: harga akses internet belum terhitung murah untuk seluruh daerah di Indonesia.
Bagaimana dengan PC? Ini pun masih 
bisa menjadi perdebatan panjang. Namun harga PC masih berkutat di atas 
Rp2,5 juta yang menurut saya masih cukup mahal untuk mayoritas 
masyarakat Indonesia. Melihat dari jumlah kepemilikan PC dibanding 
jumlah penduduk pun terlihat jelas kenyataan ini. Kesimpulannya: PC juga
 belum terhitung murah bagi sebagian besar penduduk Indonesia.
Apakah ini berarti bisnis warnet 
masih prospek? Untuk menjawab ini, mari kita lihat lagi beberapa faktor 
yang bisa berpengaruh pada warnet:
- Mulai tersedianya akses Free Wifi/hotspot dimana-mana
- Penyediaan akses internet di Kampus
- Penyediaan akses internet di Kantor-kantor
- Mulai beroperasinya Jardiknas (Jaringan Pendidikan Nasional)
Faktor-faktor di atas jika dilihat 
secara pesimistis bisa dianggap sebagai faktor yang akan menurunkan 
prospek bisnis warnet. Tapi bagi mereka yang optimis, hal-hal di atas 
justru memperkuat keberadaan prospek warnet sebagai bisnis. Mereka yang 
optimis ini menyadari keterbatasan dari akses internet di free wifi, 
kantor, kampus maupun sekolah (jardiknas) sehingga keterbatasan tersebut
 bisa dijadikan warnet sebagai daya tarik tersendiri agar pengakses 
tetap memilih warnet sebagai tempat akses internet. Berita di detikinet 
tentang ratusan hotspot yang ternyata tidak mampu memikat pengguna
 bisa menjadi acuan. Walau gratis, hotspot, akses di kantor, Kampus dan 
sekolah toh tidak bisa digunakan setiap saat, hanya pada jam tertentu 
saja.
Kembali ke laptop eh..warnet; 
bagaimana jadinya prospek bisnis warnet ini? Saya melihat musuh utama 
Warnet adalah dirinya sendiri. Kurangnya visi dalam mengelola bisnis dan
 terjebak kepada asumsi-asumsi dan akhirnya terjebak ke lemahnya daya 
saing yang berujung ke bangkrut/tutupnya warnet. Lemahnya visi bisa 
dilihat dari tidak berubahnya model bisnis warnet dari tahun ke tahun. 
Sejak mulai kita mengenal warnet hingga sekarang, model bisnisnya tidak 
lebih dari menjual kembali/reseller akses internet.
Dari sisi pelayanan pun tidak 
berubah, bahkan cenderung statis. Ini tentu kontras dengan kenyataan 
bahwa internet sendiri adalah tempat dimana individu-individu saling 
terhubung, berinteraksi, berkolaborasi dan menghasilkan sesuatu layanan 
yang sulit dikerjakan secara individualistis. Kata “net” yang berarti 
jaringan tidak dihayati oleh warnet-warnet, mereka asik dengan 
keterkungkungan di tempat mereka (secara tidak sadar) justru terhubung 
dengan mudahnya.
Prospek atau tidak warnet bukanlah 
dari bisnis warnet itu sendiri, tapi bagaimana mengelola dan membawa 
bisnis itu menjadi sebuah layanan yang tetap dibutuhkan masyarakat. 
Inilah yang kurang digali oleh warnet-warnet. Sekali warnet mampu 
memberikan layanan (berbasis IP) yang bagus dan dibutuhkan oleh 
masyarakat maka prospek bisnis pun akan cerah.
4. Mana lebih menguntungkan Warnet atau game online?
Pertanyaan ini sulit dijawab tanpa 
adanya data akurat. Pengalaman setiap orang bisa berbeda tetapi kita 
bisa menganalisanya sebagai berikut: Warnet biasanya tidak perlu 
spesifikasi komputer setinggi game center. Dari sisi harga, Warnet 
umumnya di atas game center yang justru membutuhkan spesifikasi komputer
 yang lebih tinggi. Namun, secara kasat mata, game center lebih ramai 
dari Warnet. Beberapa warnet juga menyediakan game online sebagai bagian
 dari pelayanan mereka. Saya kira inilah jalan tengah terbaik dengan 
catatan bahwa pengguna game dan warnet dipisahkan mengingat karakter 
keduanya sangat berbeda.
5. Tingkat Okupansi.
Tingkat okupansi yang umum adalah 7 –
 9 jam. Di bawah 7 jam maka warnet itu terhitung sepi. Sementara di atas
 9 jam warnet tersebut terhitung ramai (sekali). Jarang sekali ada 
warnet yang memiliki tingkat okupansi di atas 9 jam. Sebenarnya tidak 
terlalu sulit menghitung okupansi. Kebetulan dulu billing sistem saya 
punya fasilitas untuk itu. Cara lain adalah: kita hitung keaktifkan 
setiap PC ( berdasar data billing tentunya) dalam satu hari. contoh 
sebuah warnet 5 PC.
- PC 01 terpakai: 5 jam
- PC 02 terpakai: 8 jam
- PC 03 terpakai: 7 jam
- PC 04 terpakai: 1 jam
- PC 05 terpakai: 6 jam
- PC 01 terpakai: 5 jam
- PC 02 terpakai: 8 jam
- PC 03 terpakai: 7 jam
- PC 04 terpakai: 1 jam
- PC 05 terpakai: 6 jam
sehingga rata-rata okupansinya pada hari tersebut adalah: (5+8+7+1+6)/5 = 5,4 jam
Berdasar pengalaman, okupansi yang wajar adalah di kisaran 7 hingga 9 jam, di bawah itu terhitung sepi, di atas itu termasuk warnet yang rame (sekali).
Bagi saya variabel utama adalah jumlah PC dan jam aktif user. Jam operasional tidak besar pengaruh-nya, kecuali lingkungan setempat memiliki tuntutan untuk warnet 24 jam. Makanya untuk memutuskan buka 24 jam harus berhitung secara hati-hati, jangan sampai isinya cuma 1-2 user tapi ongkos AC sama biaya tambahan OP malah lebih besar. Kecuali setelah beberapa percobaan ternyata user malam cukup signifikan untuk menghasilkan keuntungan.
Mengenai sewa ruko, PASTI dimasukkan 
ke OPEX!! bukan investasi, kenapa? karena biaya itu bersifat rutin 
(dibayar setiap tahun selama masa waktu operasi, misalnya per tahun) dan
 masuk kategori biaya variabel bukan biaya tetap. Kenapa sih harus ada 
pemilahan ke biaya tetap dan biaya variabel? Karena karakternya berbeda,
 maka implikasinya berbeda terhadap informasi perhitungan bisnis. Jika 
informsai salah, maka pengambilan keputusan pun salah atau bias. 
“Garbage In Garbage Out…”Logikanya begini, jika dimasukkan sebagai 
investasi, berarti ruko itu kepemilikannya milik kita? jelas aja yang 
punya ruko bakal ngamuk he.he.he. Investasi itu adalah barang-barang 
yang menjadi milik kita dalam jangka waktu lama (lebih dari satu tahun).Berdasar pengalaman, okupansi yang wajar adalah di kisaran 7 hingga 9 jam, di bawah itu terhitung sepi, di atas itu termasuk warnet yang rame (sekali).
Bagi saya variabel utama adalah jumlah PC dan jam aktif user. Jam operasional tidak besar pengaruh-nya, kecuali lingkungan setempat memiliki tuntutan untuk warnet 24 jam. Makanya untuk memutuskan buka 24 jam harus berhitung secara hati-hati, jangan sampai isinya cuma 1-2 user tapi ongkos AC sama biaya tambahan OP malah lebih besar. Kecuali setelah beberapa percobaan ternyata user malam cukup signifikan untuk menghasilkan keuntungan.
Sebagai rujukan, silahkan menggunakan literatur-literatur ilmu akuntansi, yang sudah tidak diragukan keampuhannya. Buktinya sudah berpuluh-puluh tahun, berjuta-juta perusahaan yang menggunakannya.
Mengenai Pendapatan burning, minuman, makanan, print (kita sebut pendapatan lain-lain), sebaiknya dalam perhitungannya dipisahkan dengan perhitungan pemasukan internet, karena komponen biaya pendapatan lain-lain tidak berhubungan langsung dengan pendapatan akses internet. Prinsip dasar begini nya, antara biaya dengan pendapatan yang dihasilkan dari pengeluaran harus terkait langung atau saling berhubungan. Dari situ kita mengetahui informasi berapa keuntungan bersih dari satu produk.
Di susunan laporan keuangan: laba rugi pun dikelompokkan pendapatan-biaya produk A, pendapatan-biaya produk B sehingga ketemu laba kotor (informasi laba kotor digunakan untuk mengukur prestasi produk tersebut). Kemudian kita juga perlu informasi laba bersih (sebelum pajak, dan pendapatan/biaya lain-lain) untuk mengukur prestasi bisnis kita. Beda lho yah prestasi bisnis dan prestasi produk. informasi laba bersih diperoleh dari laba kotor dikurangi data biaya-biaya operasional.
Kembali lagi ke masalah OPEK CAPEX, setelah kita menghitung biaya-biaya yang diperlukan, kemudian dibagi oleh tingkat akupansi. nahh… ini dia, kalau data biaya2 mudah didapat, bagaimana dengan data tingkat akupansi, apa dasar menerapkan angka akupansi tsb.? Misalnya dengan biaya yg tersebut kita hitung misalnya akupansi kita tentukan 7 jam misalnya ketemu tarif Rp. 6.500. Bagaimana jika kita tentukan 8 jam (optimistik)? bagaimana jika kita tentukan 6 jam (pesimistik)?
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar yang tidak menyakiti hati sesama.